Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Sekumpulan remaja sedang menghadiri majlis pernikahan salah seorang rakan mereka.

Salah seorang daripada mereka melihat guru sekolah rendahnya ikut hadir dalam
majlis pernikahan itu.

May be an image of 3 people, people standing and indoor

Murid itu segera mendatangi dan menyalam gurunya dengan penuh penghormatan, seraya berkata:

“Cikgu masih ingat saya lagi tak?”

Gurunya menjawab: “Tidak.”

Murid itu hairan dan bertanya lagi, “Eh, cikgu tak ingat saya?”

“Sayalah… murid yang mencuri jam tangan salah seorang kawan di dalam kelas kami tu.

“Ketika murid yang kehilangan jam itu menangis dan mengadu, cikgulah yang menyuruh kami semua berdiri, lalu dibuat pemeriksaan poket murid2 semuanya.

“Saya terfikir bahawa saya akan dipermalukan di hadapan murid2 dan guru2, dan akan menjadi bahan ejekan dan hinaan, mereka akan menggelar saya “pencuri” dan hidup saya pasti akan hancur sepanjang hidup.

“Cikgulah yang menyuruh kami semua berdiri menghadap dinding dan menyuruh kami menutup mata semuanya dengan sapu tangan.

“Cikgu memeriksa poket setiap kami, dan ketika tiba giliran saya, cikgu ambil jam tangan itu dari poket saya, dan cikgu meneruskan penggeledahan sampai ke murid yang terakhir.

“Setelah selesai, cikgu suruh kami membuka penutup mata, dan duduk di tempat duduk masing2.

Saya takut cikgu akan memalukan saya di depan semua murid-murid yang merupakan teman teman saya.

Cikgu tunjukkan jam tangan itu dan berikan kepada pemiliknya, tanpa menyebutkan siapa yang mencurinya.

“Sepanjang saya belajar di sekolah itu, cikgu tak pernah sebut pun tentang kes kecurian jam tangan itu, dan tidak ada seorang pun guru mahupun murid yang tahu tentang kecurian jam tangan itu.

“Cikgu masih ingat lagi saya tak?”

“Takkan cikgu tak boleh ingat kat saya lagi?

Sayalah murid itu dan cerita ini adalah cerita pedih yang tak akan dapat dilupakan dalam hidup saya selama2nya.

Saya sangat mengagumi cikgu. Sejak dari itu saya berubah menjadi orang yang baik dan benar, Saya mencontohi semua perbuatan baik cikgu.

Guru itu menjawab:

“Sungguh2 saya tidak mengingat kamu, kerana pada waktu menggeledah itu, sengaja saya menutup mata juga, agar saya tidak cam siapa pelakunya.”

“Kerana saya tidak mahu merasa kecewa atas perbuatan salah seorang murid sebab saya sangat mencintai murid-murid saya. “

Murid tadi hanya terpana dan terdiam. Bertambah lagi rasa kagumnya kepada sang guru.

Hikmah yg dapat diambil:

Pendidikan memerlukan akhlak dalam menutup segala keburukan orang lain.
Jangan memalukan seseorang hanya kerana 1 kesalahan, kerana ia mampu menghancurkan dirinya sepanjang hidupnya dan mungkin akan tambah terperosok lebih dalam lagi pada masa depannya.

Memaafkan & Mengampuni, adalah sebuah kebijaksanaan.

Semoga bermanfaat.

Sumber : AKIN

Share.

Leave A Reply