Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Pasangan adik beradik di Brebes, Jawa Tengah menjadi perhatian pelbagai pihak, termasuk media tempatan susulan mempunyai nama yang cukup unik.

Nama Unik. 'Lalu Dunia Pun Tersenyum', 'Dan Semuanya Menjadi Indah'

Nama mereka tidak seperti kebanyakan orang lain, bahkan kedengaran seperti kalimah.

Nama pasangan adik-beradik itu adalah Lalu Dunia Pun Tersenyum, 12, dan adiknya, Dan Semuanya Menjadi Indah, 6 tahun.

Kedua adik-beradik itu tinggal bersama ibu bapa mereka di Desa Dukuhturi, Brebes.

Bapa kepada adik-beradik itu, Fajar Setiawan, 38, mengakui nama anak-anaknya sudah tular dalam media sosial dan mereka mula menjadi perhatian pelbagai pihak.

Fajar memberitahu, dia sudah bersedia untuk berdepan dengan situasi tersebut.

“Saya sedar bahawa satu hari nanti, nama anak-anak saya akan tular dan menjadi perbincangan masyarakat.

“Saya memang pilih nama itu sebagai doa yang baik-baik untuk anak-anak saya.

“Kalimah itu bermaksud yang baik, jika kita menyebutnya selalu, maka ia menjadi doa,” katanya seperti yang dilaporkan Tribunnews.

Fajar menceritakan, ibu bapanya pernah membantah untuk dia menamakan anak-anaknya menggunakan kalimah.

Jelasnya, ibu bapanya meminta dia menggunakan bahasa Arab, namun menolak cadangan itu, malahan memilih bahasa Indonesia.

“Saya yakin, tidak apa bahasa sekali pun, jika maksudnya baik, maka baiklah jadinya. Allah juga Maha Mengetahui,” ujarnya.

Sumber: Utusan Malaysia

Share.

Leave A Reply